Krisis Finansial Menghantam Toko Buku Gunung Agung: Semua Outlet Ditutup Tahun Ini Akibat Kewalahan Biaya Operasional

Kabar tidak menyenangkan soal tutupnya Toko Buku Gunung Agung kembali menjadi perbincangan publik. Melalui keterangan resminya, manajemen Toko Buku Gunung Agung memastikan akan menutup seluruh outlet toko buku yang tersisa di 2023. Keputusan tersebut terpaksa dilakukan karena biaya operasional tidak bisa ditutup dari pendapatan penjualan buku.

“Keputusan ini (Toko Buku Gunung Agung tutup) harus kami ambil karena kami tidak dapat bertahan dengan tambahan kerugian operasional per bulannya yang semakin besar,” kata manajemen PT Gunung Agung Tiga Belas dalam keterangan resminya, dikutip Senin (22/5/2023).

Diberitakan sebelumnya, toko buku legendaris ini dikabarkan melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) secara massal kepada ratusan pegawainya. PT Gunung Agung Tiga Belas yang menaungi Toko Buku Agung mengumumkan akan menutup seluruh cabang toko atau outletnya di berbagai kota karena terus menderita kerugian.

Baca Juga:   Gunung Marapi di Sumbar Meletus, Muntahan Abu Vulkanik Hingga 3 Kilometer

Diketahui, penutupan sebagian outlet sudah dilakukan sejak medio 2020 lalu. Penutupan tersebut terjadi di beberapa kota antara lain Surabaya, Semarang, Gresik, Magelang, Bogor, Bekasi dan Jakarta.

Lewat keterangan resminya, pihak manajemen juga sekaligus membantah jika kerugian perusahaan diakibatkan oleh pandemi Covid-19 semata. Toko buku yang berkantor di Kwitang, Jakarta Pusat ini menyebutkan, jika kerugian bisnis sudah terjadi sejak bertahun-tahun sebelumnya.

“Dan tidak sebanding dengan pencapaian penjualan usaha setiap tahunnya, yang mana semakin berat dengan terjadinya wabah pandemi Covid-19 di awal tahun 2020,” tulis manajemen.

Dari Kios Menjadi Firma

Dilansir dari laman resmi Gunung Agung, Toko Buku Gunung Agung didirikan oleh Toko Tjio Wie Tay atau Haji Masagung. Sebelum menjadi toko buku besar, Ia memulai bisnisnya dari sebuah kios sederhana yang menjual buku, surat kabar, dan majalah dengan nama Thay San Kongsie.

Baca Juga:   Biaya Kuliah Universitas Gunung Kidul Yogyakarta (UGKY)

Dengan semakin berkembangnya bisnis penjualan buku dan surat kabarnya, Haji Masagung kemudian mendirikan Firma Gunung Agung dengan lini bisnis utamanya adalah importir buku dari luar negeri. Firma Gunung Agung juga memiliki penerbitan buku sendiri di kemudian hari.

Tak lama setelah itu, Haji Masagung Toko Buku Gunung Agung di Kwitang dalam satu bangunan besar empat lantai. Tak hanya Toko Buku Gunung Agung, keluarga Haji Masagung juga mendirikan toko bernama Toko Buku Walisongo yang berfokus pada penjualan buku-buku islami.

Buku Walisongo sendiri berada sekitrar Kwitang tak jauh dari Toko Buku Gunung Agung. Bisnis Haji Masagung semakin meluas. Haji Masagung juga merambas bisnis money changer bernama Ayumas Gunung Agung, perusahaan investasi, properti, hingga pertambangan. Pewaris bisnis Haji Masagung kini diteruskan anak-anaknya, yakni Putra Masagung, Made Oke Masagung, serta Ketut Masagung.

Loading

Berikan Komentar Anda