Angker Gelar Aksi Duka Cita Atas 100 Hari Matinya Eskalator Stasiun Bekasi

Para pengguna kereta rel listrik (KRL) mengungkapkan harapan mereka dalam aksi “duka cita” atas 100 hari matinya eskalator di Stasiun Bekasi.

Salah satu yang menggerakkan aksi tersebut yakni Mega Utami (26), sosok yang di balik akun X @pernebangroket.

Selama 100 hari, Mega rutin membagikan foto eskalator di Stasiun Bekasi yang tak kunjung diperbaiki selama berbulan-bulan. Bersama para pengguna lain KRL yang ikut menyuarakan keresahan yang sama, Mega bergabung dalam aksi “100 hari wafatnya eskalator Stasiun Bekasi”.

Karangan bunga dan replika nisan

Mega dan para pengguna KRL mulai menggelar aksi “duka cita” atas 100 hari matinya eskalator di Stasiun Bekasi, Rabu (31/1/2024) sekira pukul 20.00 WIB.

Para pengguna KRL berkumpul di kafe seberang Stasiun Bekasi sejak pukul 18.30 WIB untuk membagikan bunga mawar. Ada pula yang membawa nisan yang terbuat dari kardus dan karangan bunga yang bertuliskan “Turut berduka cita atas wafatnya eskalator Stasiun Bekasi”, kemudian di bawah tulisan tertulis “Warga Bekasi”.

Baca Juga:   MotoGP Mandalika: Pembalap Ducati asal Italia, Francesco Bagnaia Mampu memenangkan balapan meski start dari urutan ke-13

Massa aksi lalu berjalan perlahan menuju eskalator Stasiun Bekasi melalui pintu masuk sisi Jalan Perjuangan, Bekasi Utara. Setelah tiba di eskalator yang mati, mereka menempatkan karangan bunga dan replika “makam eskalator Stasiun Bekasi”. Beberapa dari mereka bahkan berpose selayaknya orang yang tengah berdoa saat berkunjung ke pusara.

Dihampiri enam satpam

Aksi 100 hari matinya eskalator itu sempat membuat para pengguna KRL lainnya penasaran. Ada yang ikut mendokumentasikan dan mengambil video dari “pusara eskalator mati” tersebut.

Beberapa dari mereka ada yang berkomentar, “Ada apa sih ini?”, “Oh (aksi karena) eskalator yang mati lama itu ya”. Tiba-tiba, setelah aksi tersebut selesai, massa yang sudah turun ke bawah dihampiri oleh enam satpam.

Salah satu satpam bertanya siapa koordinator aksi dan meminta penjelasan dari aksi tersebut. “Sebentar, ini siapa yang koordinir ya? Kita ngomong dulu sebentar saja, kita juga penginnya ini lancar,” kata seorang satpam.

Baca Juga:   Alih Kredit D3 Ke S1 Penyiaran (Broadcasting) Di Bekasi

Seorang satpam lainnya menyampaikan mereka juga menginginkan eskalator itu berfungsi. Namun, jika aksi seperti ini terjadi, mereka juga bisa mendapat masalah.

“Kita juga pinginnya bisa juga nih eskalator, tapi pasti kita juga yang ditekan, begitu,” kata dia.

Saat itu, aksi 100 hari wafatnya eskalator Stasiun Bekasi memang sudah selesai dilakukan.

“Oke deh, aman ya. Saya takut juga sebenarnya masalah kerjaan saya juga takutnya,” tambah satpam tersebut.

Karena tak ada masalah yang ditimbulkan, satpam dan para pengguna KRL yang ikut dalam aksi itu pun saling berjabat tangan.

Harapan para pengguna KRL

Salah satu massa aksi, pengguna KRL sekaligus dokter spesialis jantung dari Tangerang Selatan, Berlian Idris (47). Dia mengatakan, aksi ini bukan sebagai bentuk protes.

Baca Juga:   Kejadian Mengejutkan: Penumpang Asiana Airlines Membuka Pintu Pesawat sebelum Mendarat

Namun untuk memperlihatkan bagaimana pihak berwenang kurang serius menanggapi permasalahan tersebut.

“Ini sudah hari ke-100 eskalator Bekasi mati, kita bisa melihat pelayanan publik yang terbengkalai dan sepertinya tidak ditanggapi secara serius,” kata Berlian Idris saat diwawancarai di lokasi.

Berlian melanjutkan, aksi itu juga bisa dibilang sebagai kekuatan agar eskalator tersebut dapat segera diperbaiki. “Kita doakan semoga pengelola diberikan kekuatan untuk segera menghidupkan kembali eskalator yang mati ini. Itu adalah pesan dari aksi kita hari ini,” ujar dia.

Mega juga menegaskan, aksi ini bukan untuk mempermalukan, tetapi agar pihak terkait dapat segera memperbaiki eskalator tersebut.

“Tujuan kita baik, bukan ingin membenci atau mempermalukan. Saya membantu mewakilkan teman-teman atas keresahan yang sama,” kata Mega.

Loading

Berikan Komentar Anda