Kediaman Putin Diserang Drone

Rusia menuding Ukraina mengerahkan drone untuk menyerang istana kediaman Presiden Vladimir Putin, Rabu (3/5). Namun, Ukraina membantah tudingan itu, sementara sejumlah pihak lain juga ragu.

Kisruh ini bermula ketika Rusia mengklaim menembak jatuh dua drone yang dikerahkan Ukraina dalam “tindakan teroris terencana sebagai upaya untuk menghabisi nyawa Presiden Rusia.”

Tak lama setelah itu, Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky, membantah tudingan tersebut. Menurutnya, Ukraina tak mungkin mengerahkan drone ke Rusia.

“Kami tidak menyerang Putin. Kami bertempur di wilayah kami. Kami mempertahankan desa dan kota kami. Kami tidak menyerang Putin atau Moskow. Kami tidak memiliki cukup senjata untuk ini,” katanya, seperti dikutip AFP.

Saat ditanya tentang alasan Moskow menuduh Kyiv, Zelensky menjawab, “Rusia tidak kunjung dapat kemenangan.”

Baca Juga:   Biaya Kuliah S2 Universitas Methodist Indonesia Medan 2024/2025

“Dia [Putin] tidak bisa lagi memotivasi masyarakatnya dan dia tidak bisa lagi mengirim militernya untuk mati sia-sia,” tutur Zelensky.

Sementara itu, juru bicara pemerintahan Ukraina, Mikhaylo Podolyak, justru menuding balik Rusia. Menurutnya, Rusia mengarang laporan itu agar punya dalih untuk menyerang Ukraina.

“Laporan yang dikarang Rusia itu harus dianggap sebagai upaya untuk menyiapkan informasi latar belakang untuk serangan teroris skala besar terhadap Ukraina,” ucap Podolyak.

Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, Antony Blinken, juga meragukan tudingan Rusia tersebut.

“Saya akan menyaring semua yang datang dari Kremlin dengan saringan sangat besar,” katanya.

Tak hanya pejabat-pejabat asing, sejumlah pengamat juga meragukan tudingan Rusia. Keraguan itu juga terlontar dari mulur seorang ahli Eropa Timur, Sergej Sumlenny.

Baca Juga:   Rupiah Dapat Penghargaan Tingkat Dunia dari International Association of Currency Affairs (IACA)

Ia mengungkap sejumlah faktor yang membuatnya mengernyitkan dahi, yaitu Rusia begitu cepat mengonfirmasi insiden itu.

Selain itu, rekaman CCTV dari kamera yang dikendalikan oleh pemerintah Rusia juga sangat cepat tersebar di jagat maya. Menurutnya, kecepatan itu menunjukkan Rusia “ingin kita melihatnya.”

Secara politis, banyak pihak memang meragukan tudingan Rusia. Namun, jika dilihat secara teknis, apa mungkin Ukraina melancarkan serangan itu?

Seorang peneliti sistem militer yang bekerja sebagai analis di Program Studi Rusia CNA, Samuel Bendett, menganggap Ukraina memiliki kapabilitas untuk melakukan serangan drone lintas negara.
“Di titik ini, drone itu bisa jadi merupakan UJ-22 milik Ukraina atau drone buatan China, Mugin-5, yang pernah digunakan Ukraina sebelumnya,” ujar Bendett kepada AFP.

Berdasarkan penelusuran Bendett, UJ-22 memang “memiliki jangkauan jauh dan bisa mencapai Moskow.” Namun, Bendett belum dapat memperkirakan dari mana drone itu dikerahkan.

Baca Juga:   Hasil Penelitian: Orang Bertitel Sarjana Lebih Sering Gagal dalam Ujian SIM

Senada dengan Bendett, seorang peneliti lainnya dari Pusat Studi Keamanan ETH Zurich, Dominika Kunertova, juga menilai Ukraina mampu melancarkan serangan drone ke Rusia.

“Saya pikir Ukraina mungkin sudah mengembangkan drone jarak jauh yang dapat mencapai Moskow. Ukraina sudah lama ingin memperpanjang jarak serangan melalui invoasi sistem nirawak,” kata Kunertova.

Berbicara lebih jauh secara teknis, Bendett mengatakan bahwa jika benar serangan itu didalangi Ukraina, kekuatan pertahanan udara Rusia patut dipertanyakan.

“Pengamat Rusia bahkan mengindikasikan tahun lalu bahwa mereka mungkin tak dapat melindungi seluruh negara, dan mungkin ada celah yang bisa dieksploitasi,” katanya.

Loading

Berikan Komentar Anda

About the Author

admin