Tragis, seorang remaja berusia 15 tahun di Subang, Jawa Barat, tewas usai menyantap mie instan yang dicampur dengan bunga kecubung.
Remaja berusia 15 tahun berinisial RA itu ditemukan tewas di parit di Kampung Sangkali, Desa Cigadog, Kecamatan Cisalak, Kabupaten Subang, pada Sabtu, 21 September 2024 pukul 06.15 WIB.
Kapolsek Cisalak, Iptu Endang Pirtana melalui keterangannya dikutip, Senin, 23 September 2024, menyebut awalnya RA dilaporkan hilang oleh keluarganya.
Cegah diabetes untuk selamanya! Gula turun menjadi 3,9 dalam sekejap mata!
RA dilaporkan hilang sejak Jumat, 20 September 2024 malam usai pergi menggunakan sepeda motor sekitar pukul 19.30 WIB dan tidak kembali hingga Sabtu pagi.
“Berdasarkan keterangan ibu korban, RA terakhir kali terlihat keluar rumah pada Jumat malam, namun pihak keluarga tidak mengetahui tujuan kepergiannya,”ujar Endang.
Rupanya, RA menjemput teman-temannya pada malam tersebut. Teman-teman RA yaitu BR (15), A (15), K (15), dan AZ (15).
RA menjemput teman-temannya untuk membuat mie rebus dicampur bunga kecubung.
Berdasarkan keterangan saksi, lanjut Endang, RA bersama beberapa temannya memasak dan memakan mie instan yang dicampur bunga kecubung.
Sekitar pukul 23.00 WIB, RA mulai menunjukkan gejala mabuk berat. Melihat kondisi RA, teman-temannya berinisiatif mengantarkan pulang dengan motor berboncengan tiga.
Tapi, di tengah perjalanan RA kehilangan keseimbangan dan terjatuh ke parit di Kampung Sangkali.
“Saat itu, teman-temannya sempat mengangkat ke tepi parit, RA menolak dan kembali jatuh ke selokan,” ungkap Endang.
Panik, teman-teman RA kemudian lari meninggalkan lokasi. Mereka takut dan bingung.
“Teman-temannya akhirnya bersembunyi di rumah warga, meninggalkan RA yang masih berada di parit,” jelasnya.
Mayat RA kemudian ditemukan oleh warga pada keesokan paginya. Penemuan ini sempat menggegerkan warga setempat, yang kemudian melaporkannya ke pihak kepolisian.
Setelah dilakukan evakuasi, jasad RA dibawa ke puskesmas terdekat untuk dilakukan pemeriksaan medis.
“Berdasarkan hasil pemeriksaan medis dan tim INAFIS, tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan pada tubuh korban. Luka-luka gores pada tangan diduga akibat benturan saat korban jatuh ke dalam parit, sementara luka di telinga diperkirakan disebabkan oleh gigitan hewan air,” jelas Endang.
Selain itu, tim medis juga menemukan busa di mulut dan cairan kemerahan di hidung korban yang disebabkan oleh pecahnya pembuluh darah di paru-paru, indikasi bahwa korban meninggal akibat tenggelam.
Usai proses pemeriksaan selesai, jenazah RA diserahkan kepada pihak keluarga untuk dimakamkan di tempat pemakaman setempat.