Baru-baru ini, media sosial dihebohkan dengan video seorang emak-emak berpose di atas bangkai paus yang terdampar di Pantai Lumajang.
Dalam rekaman video yang dibagikan akun Instagram @fakta.indo, wanita tersebut tampak ceria, mengenakan helm, dan berdiri di atas tubuh paus yang sudah tidak bernyawa.
“Emak-emak Berfoto di Atas Bangkai Paus yang Terdampar di Pantai,” demikian bunyi keterangan postingan, dikutip Selasa, 22 Oktober 2024.
Seorang emak-emak berfoto di atas bangkai paus yang terdampar di pantai Lumajang. Dalam video tersebut, emak-emak itu tampak berdiri di atas tubuh paus yang sudah mati itu sambil mengenakan helm.
Aksi ini tidak untuk ditiru karena saat paus mati, sistem pernapasan dan sirkulasi darah berhenti, memicu penumpukan gas dari proses pembusukan yang dipercepat oleh bakteri. Gas seperti metana, karbon dioksida, dan hidrogen sulfida dihasilkan, membuat tubuh paus membengkak hingga berisiko meledak.
Bangkai paus yang terdampar sering kali menjadi perhatian publik, baik karena ukurannya yang besar maupun karena misteri di balik kematiannya.
Namun, penting untuk diingat bahwa saat paus mati, tubuhnya mengalami proses pembusukan yang cepat.
Bakteri mulai bekerja untuk mencerna jaringan, memproduksi gas-gas seperti metana, karbon dioksida, dan hidrogen sulfida. Gas-gas ini bisa menyebabkan tubuh paus membengkak dan bahkan berisiko meledak.
