Program pendidikan siswa nakal di barak militer tak hanya mengarah ke pelajar atau remaja saja, Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi bakal menyasar orang dewasa.
Dedi Mulyadi mengunjungi para pelajar SMA yang terlibat berbagai kenakalan remaja dan saat ini tengah menjalani pendidikan di Depo Pendidikan (Dodik) Rindam III/Siliwangi Jawa Barat.
Baru dua hari menjalani pendidikan, Dedi Mulyadi mengungkapkan kondisi para siswa yang sudah mulai ada perubahan dan program ini pun akan berkelanjutan meski menuai pro kontra.
Kondisi para siswa diungkapkan Dedi Mulyadi usai berbincang dengan sebagian dari mereka yang menyampaikan beragam persoalan hingga harus dikirim ke barak militer. Setelah menyasar para siswa, program ini rencananya akan diperluas dengan sasaran orang dewasa alias warga nakal.
“Saya akan menyasar pada orang dewasa ini yang akan saya lakukan untuk program orang dewasa,” kata Dedi Mulyadi dalam keterangannya kepada wartawan dilansir dari YouTube Kang Dedi Mulyadi Channel.
Orang dewasa atau warga yang masuk kategori nakal menurut Dedi Mulyadi misalnya mereka yang sering mabuk-mabukan hingga bikin rusuh di lingkungannya, bergerombol atau membuat geng yang meresahkan masyarakat.
Termasuk suami yang jarang pulang ke rumah dan meninggalkan tanggung jawab terhadap istri dan anak-anaknya, yang selalu bertengkar di rumahnya, hingga suami yang sering menenggak minuman keras dan berdampak pada keluarganya.
“Tidak semua hal bisa dipidana dan tidak semua hal dipidana, ketika saya memilih nanti ketika ada orang bikin rusuh di sebuah daerah, kerjanya mabuk-mabuk aja atau bergeng geng di jalanan nanti dijaring kemudian diserahkan ke Kodam III (Siliwangi) untuk dididik di Dodik ini,” jelas Gubernur Jawa Barat.
Kemudian kata Dedi Mulyadi selama menjalani pendidikan di markas tentara warga nakal alias orang dewasa nakal itu akan diarahkan ke spesialis misalnya pendidikan pertanian, peternakan, perikanan, serta pertukangan.
“Nanti ada proyek-proyek provinsi pembuatan jalan, irigasi, bangunan yang sekarang banyak bangunan sekolah mereka akan kita koordinasikan dengan para kontraktor untuk mereka menjadi karyawan tapi diawasi oleh militer untuk bekerja dan gajinya diserahin ke keluarganya nanti akan kita buat pola itu,” ungkap Dedi Mulyadi.