Presiden Nepal, Ram Chandra Poudel, dilaporkan akan membubarkan parlemen untuk membuka jalan terbentuknya pemerintahan sementara yang dipimpin mantan Ketua Mahkamah Agung, Sushila Karki. Keputusan ini mencuat setelah Karki disebut menolak jabatan perdana menteri sebelum parlemen resmi dibubarkan.
Mengutip The Himalayan Times, Poudel akan membubarkan parlemen beranggotakan 275 kursi, menetapkan status darurat, lalu mengangkat Karki sebagai perdana menteri sementara. Upacara pelantikan Karki dijadwalkan berlangsung Jumat malam pukul 21.00 waktu setempat.
Langkah drastis ini diambil seiring meningkatnya tekanan publik, khususnya dari generasi muda atau Gen Z, yang turun ke jalan menuntut perubahan. Gelombang protes besar sejak Senin (8/9) telah menewaskan sedikitnya 51 orang, termasuk tiga polisi, 21 pengunjuk rasa, 18 warga sipil, dan sembilan narapidana. Ratusan lainnya juga dilaporkan luka-luka.
Situasi kacau tersebut memaksa mundurnya pemerintahan Perdana Menteri KP Sharma Oli dan membuka jalan bagi terbentuknya pemerintahan sementara.
