Isi Percakapan Telepon PM Thailand Paetongtarn dan PM Kamboja Hun Sen

Perdana Menteri Thailand Paetongtarn Shinawatra menyedot perhatian setelah percakapan teleponnya dengan mantan PM Kamboja Hun Sen bocor ke publik. Mahkamah Konstitusi Thailand pun akhirnya mengambil tindakan dengan mencabut sementara kewenangan Paetongtarn hingga statusnya non-aktif.

“Keputusan telah keluar dan saya menerima keputusan pengadilan (MK),” ucap Paetongtarn kepada wartawan di Kantor Pemerintah Thailand di Bangkok seperti dikutip AFP.

“Saya ingin menekankan bahwa saya selalu ingin melakukan yang terbaik untuk negara saya,” paparnya menambahkan.

Percakapan Paetongtarn dan Hun Sen via telepon yang bocor sempat membuat marah warga Thailand dan semakin memperburuk ketegangan antara Negeri Gajah Putih dan Kamboja.

Thailand dan Kamboja tegang setelah seorang tentara Kamboja tewas ketika pasukan terlibat baku tembak di wilayah sengketa yang dikenal sebagai Segitiga Zamrud Mei lalu. Wilayah itu adalah tempat di mana perbatasan Kamboja, Thailand, dan Laos bertemu.

Baca Juga:   Kocak Bapak-bapak Salaman Sama Bupati Tuban, Eh.. Celananya Melorot

Apa isi percakapan telepon itu?

Pembicaraan telepon antara Paetongtarn dan Hun Sen itu terjadi pada 15 Juni lalu. Dalam percakapan keduanya, Paetongtarn menyinggung soal militer Thailand, yang disebut-sebut merusak nama baik militer.

Dalam percakapan yang bocor pada Rabu (18/6), Paetongtarn terdengar mendesak Hun Sen untuk menyelesaikan secara damai sengketa di wilayah perbatasan Thailand dan Kamboja.

Namun, pada saat itu, Paetongtarn meminta Hun Sen untuk tidak mendengarkan “pihak lain” di Thailand, termasuk seorang jenderal militer yang disebutnya “cuma ingin terlihat keren”.

Paetongtarn juga terdengar menawarkan kepada Hun Sen, yang disebutnya “paman”, untuk mengurus apa pun yang diinginkan olehnya.

Percakapan ini dikritik keras oleh masyarakat Thailand. Putri eks PM Thaksin Shinawatra itu disebut melemahkan kedaulatan nasional dan menginjak militer, yang sejak lama bermusuhan dengan keluarganya.

Baca Juga:   Airbus A380-800, Pesawat Penumpang Terbesar di Dunia yang Mendarat di Bali

Ayah Paetongtarn, Thaksin, pernah dikudeta militer saat berada di New York, Amerika Serikat, untuk menghadiri Sidang Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada September 2006.

Thaksin saat itu dituding menghina raja hingga menciptakan perpecahan di masyarakat.

Paetongtarn telah meminta maaf atas percakapan teleponnya yang bocor. Ia lantas menyerukan persatuan sambil menegaskan pemerintah mendukung militer sepenuhnya.

“Kita tidak punya waktu untuk bertikai. Kita harus melindungi kedaulatan kita. Pemerintah siap mendukung militer dengan segala cara,” ucap Paetongtarn kepada wartawan, seperti dikutip Reuters.

Paetongtarn juga mengatakan bahwa ucapannya di telepon merupakan taktik negosiasi dan ia meyakinkan masyarakat bahwa dirinya tak punya masalah dengan angkatan bersenjata Thailand.

Baca Juga:   VIRAL Tawuran Remaja di Palmerah dengan Celurit hingga Bom Molotov, Polisi Amankan 7 Remaja

Mengenai ketegangan dengan Kamboja, pada Senin (23/6), Thailand resmi menutup semua perbatasannya dengan Kamboja usai PM Kamboja Hun Manet memutuskan membatasi impor bahan bakar ke Negeri Gajah Putih.

Tujuh perbatasan Thailand-Kamboja kini tak bisa dilalui, kecuali bagi mereka yang butuh perawatan serta mahasiswa.

“Penutupan ini sejalan dengan situasi sekarang, terutama dalam mengatasi konflik di daerah-daerah antara Thailand dan Kamboja yang terus tegang secara politis, diplomatis, dan militer,” demikian pernyataan militer Thailand.

Thailand juga memperpendek status visa warga Kamboja setelah Kamboja menyetop impor buah-buahan dan sayur Thailand, serta melarang penayangan acara TV dan film negara tetangganya itu.

 

 

sumber: cnnindonesia.com

Loading

About the Author

admin