Coretan di dinding rumah yang berisi curhatan kepedihan ibu dan anak yang ditemukan tinggal kerangka kini menyita perhatian.
Sebelumnya, masyarakat Bandung Barat sempat digemparkan dengan penemuan kerangka ibu dan anak.
Kerangka ibu dan anak itu ditemukan di Kompleks Tanimulya Indah, Desa Tanimulya, Kecamatan Nagamprah, Kabupaten Bandung Barat.
Diduga ibu dan anak itu telah tewas 6 tahun lalu, identitas kerangka ibu dan anak itu diketahui bernama Iguh Indah Hayati (55) dan Elia Immanuel Putra (24).
Penemuan kerangka ibu dan anak itu bermula saat suami Iguh Indah, Mudjoyo Tjandra mengunjungi rumah korban.
Tak kalah menyita perhatian, pada dinding rumah korban ditemukan coretan curhatan kepedihan yang diduga ditulis sebelum ibu dan anak itu tewas.
Dilansir dalam akun Tiktok @topanzacre79 nampak potret curhatan pada dinding rumah, Iguh Indah meminta kepada Mudjoyo mewakafkan rumahnya untuk didirikan masjid.
Iguh mewanti-wanti warga sekitar untuk menagih rumahnya apabila Mudjoyo Tjandra tidak menyerahkannya untuk didirikan masjid.
“Aku minta rumah ini diwakafkan untuk mesjid Tanimulya. Kalau Mudjoyo Tjandra tidak menyerahkan untuk didirikan mesjid di tempat ini, berarti sudah menjadi penjahat karena merebut hak saya dan warga Tanimulya untuk warga RT 10. Pak RT tolong tagih rumah ini dan harus jadi mesjid atas kematian saya,” tulis Iguh pada dinding rumahnya dikutip tim Harian Haluan pada Rabu, 31 Juli 2024.
Curhatan hati lainnya menyinggung permintaannya untuk tidak menyakiti istri ketiganya apabila memutuskan menikah lagi.
“Jikalau kau menikah lagi, aku harap kau jangan menyakiti istri ketiga mu nanti. Aku lihat kau sudah meminang istri baru lagi kan? Yang dari Ciamis yang photo bersamamu itu. Dipajang di FB Hendra Setiawan. Di kolom komentar tertulis mengingat karena kau pernah gagal menjalani hubungan pada istri ke 1 mu yang bernama Leony Maria Theressia,” tulisnya.
Tak hanya itu, rupanya ada curhatan lain yang diduga ditulis oleh anaknya, Elia Immanuel Putra.
Curhatan di dinding itu menampilkan kekecewaan anak kepada sang ayah yang tidak mendukung biaya pendidikannya.
Sang anak juga menyampaikan permohonan maaf karena belum bisa menjadi anak yang sempurna.
“Aku hanya minta uang sekolah tapi kau seperti itu. Katanya raihlah cita-citamu setinggi langit, tapi kau tidak dukung aku dengan biaya sekolah. Maafkan aku tidak bisa menjadi anak yang sempurna karena manusia tidak ada yang sempurna. Termasuk istrimu aja kau tinggalkan karena kau menuntut dia menjadi sangat sempurna. Tapi ketahuilah, hanya Tuhan yang sempurna,” tulis sang anak.
Saat ini pihak kepolisian masih terus menyelidiki lebih lanjut soal alasan kematian dan tulisan curhatan di dinding tersebut.