Sebuah video yang diunggah oleh jurnalis sekaligus mantan Menteri Pemuda dan Olahraga Tunisia, Sihem Ayadi, menimbulkan kehebohan publik. Dalam rekaman itu, tampak sebuah kapal pesiar mewah bernama The Grand Aurelian diduga membuang limbah langsung ke laut tanpa proses pengolahan terlebih dahulu.
“Saya menemukan video ini hari ini, dan ini benar-benar mengejutkan bagi saya. Pencemaran laut merupakan persoalan serius yang harus dibicarakan. Jika adegan dalam video ini benar adanya, maka perlu perhatian khusus,” ujar Sihem Ayadi, dikutip pada Senin (10/11/2025).
Ia menegaskan bahwa pembuangan limbah atau air kotor ke laut adalah ancaman besar bagi kehidupan laut dan ekosistem lingkungan. Karena itu, Ayadi menyerukan agar kapal pesiar maupun kapal besar lainnya memiliki tanggung jawab penuh dalam menjaga kelestarian laut di setiap jalur pelayaran yang mereka lewati.
Namun, hasil penelusuran menunjukkan bahwa video tersebut kemungkinan tidak autentik dan merupakan konten hasil manipulasi digital menggunakan teknologi AI.
Tidak ditemukan kapal bernama The Grand Aurelian dalam data registri pelayaran internasional maupun sistem pelacakan kapal global. Ketiadaan informasi tersebut menandakan bahwa kapal itu besar kemungkinan tidak pernah ada secara nyata.
Sejumlah lembaga pemeriksa fakta independen juga menyatakan bahwa video serupa telah beredar sebelumnya dan memiliki ciri khas hasil rekayasa kecerdasan buatan — termasuk munculnya watermark samar bertuliskan “(AI)” di beberapa bagian video.
Selain itu, aturan internasional MARPOL secara tegas melarang segala bentuk pembuangan limbah atau plastik ke laut. Pelanggaran terhadap aturan ini dapat dikenakan sanksi berat berupa denda besar hingga tuntutan pidana, sehingga tidak masuk akal bila kapal pesiar resmi melakukan tindakan seperti yang tampak di video tersebut.
Meski kasus pencemaran laut memang pernah terjadi di dunia nyata dan biasanya disertai bukti hukum yang kuat, video ini tidak memiliki indikasi valid seperti identitas kapal, sumber resmi, atau catatan penindakan hukum.
Dengan demikian, video tersebut diyakini bukan dokumentasi asli kapal pesiar yang membuang limbah ke laut, melainkan konten palsu berbasis AI (hoaks) yang tidak seharusnya disebarluaskan sebagai fakta.
