Keberadaan tanggul beton di kawasan pesisir Kalibaru, Cilincing, Jakarta Utara, menuai keluhan dari para nelayan setempat.
Mereka mengaku jalur melaut kini terhambat akibat tanggul yang dibangun memanjang di wilayah tersebut.
Heriyanto, salah satu nelayan Kalibaru, menuturkan bahwa tanggul itu sudah berdiri sejak beberapa bulan lalu. Namun, baru belakangan ini pengerjaan proyeknya kembali dilanjutkan.
Menurutnya, keberadaan tanggul itu membuat aktivitas mencari rajungan yang ia lakukan setiap hari menjadi terganggu.
“Saya nelayan, biasanya mencari rajungan. Tanggul ini rencananya untuk dijadikan lahan daratan, nanti diuruk lagi. Sudah lama ada, tapi sekarang pembangunannya diteruskan lagi,” kata Heriyanto, Rabu (10/9/2025).
Ia menjelaskan, jalur yang semestinya bisa ditempuh dengan cepat kini harus memutar lebih jauh karena terhalang tanggul.
“Jadi nggak bisa lewat jalur dekat, harus ke tengah laut dulu. Hasil tangkapan juga makin jauh, kalau di pinggir sudah jarang ada,” ujarnya.
Hal serupa disampaikan Darsim, nelayan pencari kerang hijau. Menurutnya, meski pencarian kerang belum terlalu terdampak, namun perjalanan ke lokasi menjadi lebih panjang.
“Kalau cari kerang hijau sih masih aman, soalnya kerangnya tetap ada. Yang terganggu itu perjalanan, biasanya bisa langsung belok, sekarang harus muter,” ucapnya.
Pantauan di lapangan menunjukkan, panjang tanggul beton di pesisir Kalibaru mencapai kurang lebih 1 kilometer. Di sekitar area tanggul juga terlihat kapal tongkang yang sedang bersandar.
Hingga kini, belum ada kepastian siapa pihak yang membangun tanggul tersebut. Namun, para nelayan mendengar kabar bahwa proyek itu berkaitan dengan aktivitas bongkar muat batubara di pesisir Kalibaru.
“Katanya sih buat bongkar batubara, tapi nggak tahu itu milik siapa,” pungkas Heriyanto.