Sebuah video penemuan batu giok raksasa seberat 5.000 ton di Kabupaten Nagan Raya, Provinsi Aceh, tengah viral di berbagai platform media sosial. unggahan mengenai penemuan batu giok berukuran luar biasa ini tersebar di beberapa akun Instagram populer, termasuk @fakta.indo.
Dalam rekaman tersebut, tampak sejumlah unsur Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Nagan Raya mendatangi lokasi penemuan pada Kamis, 23 Oktober 2025.
Batu giok sendiri merupakan batu permata berharga yang terbentuk dari dua jenis mineral silikat, yakni nefrit dan jadeit. Lokasi penemuan berada di kawasan Kecamatan Beutong, Kabupaten Nagan Raya, wilayah yang dikenal memiliki kekayaan alam melimpah.
Mengutip dari naganrayakab.go.id, Nagan Raya merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Aceh dengan ibu kota Suka Makmue, berjarak sekitar 287 kilometer atau enam jam perjalanan dari Banda Aceh. Kabupaten ini resmi berdiri berdasarkan Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2002 sebagai hasil pemekaran dari Kabupaten Aceh Barat.
Wilayah Nagan Raya terletak di pesisir barat Pulau Sumatera, dengan sebagian besar areanya berupa daratan subur dan perbukitan.
Dalam video yang beredar, tampak area penemuan berada di tengah kawasan hutan lebat. Petugas terlihat menyorot batu menggunakan senter untuk memastikan keasliannya.
Pemerintah Kabupaten Nagan Raya juga telah memasang papan peringatan berisi larangan menambang di sekitar lokasi tersebut. Pelanggar bisa dikenai sanksi pidana hingga lima tahun penjara dan denda sebesar Rp100 miliar.
Hingga Minggu, 26 Oktober 2025, video penemuan batu giok raksasa itu sudah ditonton lebih dari 1,5 juta kali, dan menuai ribuan komentar dari warganet.
Beberapa tahun sebelumnya, masyarakat juga pernah dihebohkan oleh temuan batu giok seberat 20 ton di wilayah yang berdekatan. Namun, batu yang kali ini ditemukan diklaim jauh lebih besar dan berat.
“Batu ini lebih besar dan berat dibanding penemuan sebelumnya di Nagan Raya,” ujar Keumangan, seperti dikutip dari naganrayakab.go.id.
Ia menambahkan bahwa batu tersebut akan dimanfaatkan secara bijak untuk kepentingan masyarakat luas.
“Ini adalah karunia dari Allah SWT yang harus kita syukuri. Tidak semua daerah memiliki kekayaan seperti ini, jadi penggunaannya harus bermanfaat bagi umat,” tegas Keumangan.
Penemuan batu giok raksasa ini juga dikaitkan dengan proyek pembangunan Masjid Giok Nagan Raya, yang sebagian besar strukturnya menggunakan batu giok asli.
Keumangan berharap, temuan tersebut dapat mempercepat penyelesaian pembangunan masjid ikonik itu.
Masjid Giok diketahui mulai dibangun pada tahun 2010, di masa kepemimpinan Bupati Drs. T. Zulkarnaini bersama Wakil Bupati H.M. Kasem Ibrahim, B.Sc. Proyek ini kemudian diteruskan oleh pemerintahan berikutnya, hingga kini telah mencapai tahap pemasangan batu giok.
Masjid megah tersebut berdiri di atas lahan seluas tiga hektar di Kompleks Perkantoran Suka Makmue. Dengan ukuran 75 x 47,5 meter, bangunan ini memiliki dua lantai utama untuk ibadah dan satu basement sebagai area wudhu serta parkir.
Masjid Giok mampu menampung hingga 5.600 jamaah, dan hingga kini telah menyerap dana sekitar Rp129 miliar dari total kebutuhan Rp176 miliar, yang bersumber dari APBK dan Dana Otonomi Khusus (Otsus).
Selain menjadi tempat ibadah, Masjid Giok Nagan Raya juga berfungsi sebagai objek wisata religi, yang ramai dikunjungi wisatawan dari berbagai daerah meski pembangunannya belum sepenuhnya selesai.
![]()
