Sebuah universitas di Jepang bagian barat akan mendirikan departemen khusus untuk mendalami dinosaurus. Prodi Dinosaurus ini akan dibuka pada tahun ajaran mendatang.
Universitas Sains Okayama sebelumnya sudah menawarkan kursus tentang dinosaurus. Namun kemudian muncul rencana pengembangan dengan menambah jumlah dosen, kesempatan untuk kerja lapangan, dan profesor dengan departemen baru tersebut. Mereka juga akan memperluas penelitian untuk mencakup bidang-bidang seperti biosains selain geologi dan paleontologi.
“Kami bermaksud menjadikannya pusat pendidikan dan penelitian baru di Jepang bagian barat untuk mempelajari dinosaurus, dan berharap dapat menggunakan kekuatan kami sebagai universitas sains yang komprehensif untuk memajukan penelitian,” kata Mototaka Saneyoshi, seorang profesor yang mempelajari dinosaurus di universitas tersebut, dikutip dari The Mainichi Jumat (27/9/2024).
Departemen Sains Biosfer-Geosfer universitas tersebut mendirikan kursus tentang dinosaurus dan paleontologi pada tahun 2014. Kampus tersebut juga mengambil alih proyek penggalian fosil di Gurun Gobi di Mongolia yang dilakukan oleh perusahaan bioteknologi lokal.
Sejak itu, universitas tersebut telah menemukan salah satu jejak kaki dinosaurus terbesar di dunia dan mengembangkan metode penentuan usia baru.
Tingginya Minat Studi Dinosaurus
Pembukaan Prodi Dinosaurus di Universitas Sains Okayama tak hanya dari ragam kursus dan kerja lapangan yang ditawarkan. Pihak universitas mengatakan jika studi tentang dinosaurus juga sedang naik daun.
Universitas memutuskan untuk membuka program studi karena jumlah pendaftar kursus dalam beberapa tahun terakhir telah meningkat menjadi sekitar dua hingga tiga kali lipat dari kursi yang tersedia.
Departemen baru tersebut akan menerima 45 mahasiswa. Jumlah tersebut naik 50 persen dari kuota peserta kursus sebelumnya. Selain itu prodi tersebut akan memiliki delapan profesor.
Mata Kuliah Prodi Dinosaurus
Departemen tersebut akan menawarkan kesempatan untuk terlibat dalam penelitian multifaset tentang dinosaurus, mulai dari mengidentifikasi protein yang tersisa dalam fosil hingga menguraikan urutan asam amino, serta mempelajari tentang analisis patologis.
Penggalian di Gurun Gobi adalah nilai jual program studi saat ini, dengan mahasiswa sarjana dan pascasarjana tahun keempat yang mengerjakan tesis merupakan mayoritas peserta sejauh ini. Namun, mahasiswa sarjana tahun ketiga juga akan dapat bergabung di bawah departemen baru tersebut.
“Kami berharap dapat menemukan aspek-aspek baru ekologi dinosaurus yang tidak akan dapat kami temukan di program studi sebelumnya,” kata Saneyoshi.