Sebuah kisah tragis mengguncang hati masyarakat. Seorang pemuda perantau ditemukan tak bernyawa di tempat ia meniti harapan jauh dari kampung halaman.
Diduga, maut menjemputnya akibat kelaparan di tanah rantau yang seharusnya menjadi ladang mimpi.
Pemuda bernama Randika Alzatria Syaputra (28) itu meninggalkan sebuah surat berisi identitas dirinya.
Dalam surat itu tertulis bahwa ia berasal dari Lubuklinggau, Sumatera Selatan.
Dari kabar yang beredar, Randi diduga tak memiliki ongkos untuk kembali ke kampung halamannya di Lubuk Linggau Sumatera Selatan.
Kejadian ini terungkap setelah pihak kepolisian menemukan sepucuk surat terakhir yang diduga ditulis oleh korban.
Surat tersebut berisi pesan haru dan permintaan agar jenazahnya diantarkan kepada keluarga.
Dalam surat yang ditulis tangan dan diunggah oleh akun media sosial @rita_novi_yanti, korban mencantumkan data diri dan alamat keluarganya dengan judul “BROKEN HOME”.
Surat tersebut memuat nama-nama keluarga seperti:
Papa: ALM. EDY ALHAKIM
Mama: RINA SUSANTI
Saya: RANDIKA ALZATRIA SYAHPUTRA (RANDI)
Adik: NADYA SUCI MARETTA
Nenek Tiri: CITRA MAHARANI PUTRI
Surat itu ditujukandengan kalimat permohonan yang menyayat hati: “PAK/IBU TOLONG ANTARKAN KE SINI.”
Alamat yang diminta untuk tujuan pengantaran jenazah adalah alamat dari kakek dan neneknya di Palembang.
“ALAMAT PAPA/NENEK DI PALEMBANG, ALM. EDY ALHAKIM (EDY BONSAI) NENEK ALM. NURAINI” dengan detail lokasi di jalan Kaliauni/Lorong Gembira/Jl. Gabeng, RT 33 RW 09 No. 3986 depan RS. SITI KHODIJAH/Samping Istana Gubernur Kel. Demang Lebar Daun, Kecamatan Ilir Barat 1 Pakjo /Wahitam.
Korban juga mencantumkan beberapa nama keluarga inti lainnya, seperti Saudara Papa dan beberapa nama lainnya.
“Edy Alhakim, Ikhsan Arpani, Ahmad Pahlevi, Fidya Sukmawati,” tulisnya.
Hingga berita ini diterbitkan, belum ada informasi lanjut dari kepulangan jenazah korban.
Tribunsumsel.com masih berupaya mengonfirmasi kabar ini.
sumber : pekanbaru.tribunnews.com
 
 
