MELIRIK KURSI RI 1 DIPULAU JAWA

Pulau Jawa memiliki peran penting dalam memenangkan siapapun calon Presiden RI, hal tersebut tercermin dalam kontestasi politik jelang Pemilu dan Pilpres 2019 melalui Pilkada serentak pada tahun 2018. Total ada 171 wilayah di Indonesia –17 Provinsi, 39 kota, dan 115 kabupaten– yang menggelar Pilkada secara serentak pada 2018 mendatang. Ada tiga dari enam wilayah provinsi di Pulau Jawa pun mencari pasangan kepala daerah baru dalam proses pilkada serentak tahun depan. Pemilihan akan digelar di Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur. Tanpa mengenyampingkan Pilkada di daerah-daerah lain, patut disimak bagaimana ketatnya persaingan antar partai politik dan tokoh untuk merebut kursi Gubernur di tiga provinsi itu.
Peneliti politik dari Poltracking, Faisal Arief Kamil, memandang ada banyak ‘warna’ yang akan memperebutkan kue kekuasaan di Pulau Jawa.

“Jawa adalah kunci. Pada 2014 pemenang Pilpres di Jabar adalah Prabowo, Jateng dan Jatim Jokowi, yang jadi Presiden Jokowi. Kalau Prabowo menang di Jatim dan juga Jabar pada 2019, kita bisa tebak siapa yang jadi presiden,” ujar Faisal kepada CNNIndonesia.com, Rabu (8/11).

Baca Juga:   Video Viral Sopir Taksi di Bali Diduga Ancam 2 Turis Pakai Sajam

Hingga kini sudah ada beberapa figur yang mendeklarasikan diri maju sebagai calon kepala daerah di Jawa Barat, Tengah, dan Timur.

Wali Kota Bandung Ridwan Kamil sudah dideklarasikan maju dalam Pilkada 2018 dan didukung PPP, PKB, Nasdem, dan Golkar. Di wilayah yang sama pun ada nama Deddy Mizwar dan Dedi Mulyadi yang disebut-sebut akan ikut kontestasi. Kemudian, di Jawa Timur ada Wakil Gubernur Saifullah Yusuf (Gus Ipul) yang sudah diumumkan bersaing menuju kursi Jatim-1. Gus Ipul disandingkan dengan Abdullah Azwar Anas oleh PDI Perjuangan.

Ada juga Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa yang sudah mengakui akan kembali ikut Pilkada untuk ketiga kalinya. Khofifah sudah mengantongi dukungan dari NasDem, Demokrat, dan Golkar.

Baca Juga:   International Entrance Scholarship Humber College Kanada Tahun 2018

Mantan Ketua Umum PSSI, La Nyalla Mattalitti, pun disebut hendak maju dan saat ini mencoba menjaring peruntungan mendapat dukungan. Salah satunya dari Gerindra dan PKS yang belum menyatakan pilihan untuk Pilgub Jatim.

Faisal melihat kunci persaingan di Pilkada Jawa Barat ada di tangan PDIP. Menurutnya, keputusan PDIP untuk berdiri sendiri, atau bergabung dengan koalisi parpol lain, akan menentukan hasil pemilihan nanti.
Kemudian, untuk Jawa Tengah diprediksi PDIP masih tetap berkuasa di tataran Eksekutif. Menurutnya, kemunculan nama-nama bakal cagub di Jawa Tengah seperti Sudirman Said dan Ferry Juliantono masih lemah.

“PDIP sebagai kandang banteng enggak ada lawan,” katanya. Terakhir, peta kontestasi di Pilkada Jawa Timur disebut akan menentukan persaingan di Pemilu nasional.

Baca Juga:   Mobil Listrik Seres E1 Mulai Diproduksi di Indonesia, Harga Rp100 jutaan

Faisal memandang persaingan merebut kursi Jatim-1 akan sangat kompetitif. Isu SARA disebut tak akan laku dijual di sana. Kunci pemenangan di Jawa Timur terletak pada rebutan pengaruh Nadhlatul Ulama (NU) pada tataran grassroot.
“Kuat mana Gus Ipul atau Khofifah. Mungkin Gus Ipul kuat secara kultural, tapi Khofifah kuat secara struktural,” tuturnya.

Persaingan ketat merebut kursi kepemimpinan di Pilkada 2018 diprediksi berdampak pada besarnya potensi konflik muncul. Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Arief Budiman berkata, kemungkinan munculnya konflik semakin besar karena Pilkada tahun depan melibatkan provinsi-provinsi dan daerah yang memiliki banyak pemilih.

“Pemilu tahun 2019 diperkirakan mencapai 197 juta pemilih. Ada 158 juta pemilih itu diperebutkan di 2018. Hampir 80 persen total pemilih nasional akan diperebutkan dari Pilkada 2018,” ujar Arief di kantornya, Selasa (7/11).

Loading

Berikan Komentar Anda