Sekelompok massa yang menuntut Bupati Sudewo mundur berhasil masuk ke Kantor Bupati dan Gedung DPRD Pati di Jalan DR. Wahidin, Kecamatan Pati, Jawa Tengah. Sekitar pukul 10.45 WIB, sebelum berhasil menerobos masuk, para demonstran sempat terlibat bentrokan dengan aparat keamanan di depan gerbang kantor dewan.
Awalnya, massa meminta Bupati Pati, Sudewo, keluar menemui mereka di luar gedung. Namun, setelah ditunggu beberapa menit, yang bersangkutan tak kunjung muncul. Situasi memanas ketika massa mulai melempari gedung dewan dengan benda tumpul dan botol air mineral. Aparat membalas dengan semprotan water cannon. Aksi saling serang pun tak terelakkan.
Kericuhan di depan gerbang berlanjut hingga massa berhasil masuk ke dalam gedung dewan. Para demonstran mendobrak pintu gedung dan sebagian di antaranya merusak fasilitas di dalam, termasuk memecahkan pot tanaman hingga tanahnya berserakan di lantai.
Kapolresta Pati, Kombes Pol Jaka Wahyudi, menyebut ada dugaan penyusup di tengah massa aksi yang memicu kericuhan, meski kebenarannya masih belum bisa dipastikan. Ia mengatakan pihak kepolisian sedang berkoordinasi dengan koordinator lapangan untuk menenangkan situasi.
“Situasi berkembang ke arah yang mungkin tidak kondusif karena diduga ada kelompok penyusup dalam aksi ini,” ujarnya di Kantor Bupati Pati, Rabu (13/8).
Aksi protes warga Pati terhadap Bupati Sudewo bermula dari kebijakan kenaikan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) hingga 250 persen. Kebijakan tersebut memicu penolakan warga, namun sempat direspons secara represif. Bahkan, Bupati Sudewo pernah menantang warga untuk menggelar aksi lebih besar.
Meskipun akhirnya kebijakan kenaikan PBB itu dibatalkan dan Bupati Sudewo meminta maaf atas ucapannya, warga tetap menggelar aksi protes. Isu yang awalnya terkait kenaikan PBB kini berubah menjadi tuntutan agar Bupati Sudewo mengundurkan diri dari jabatannya.