“Ini baru kali ini saya bawa berkat. Aduh seumur-umur. Mau lihat nggak nih bawa berkat?” ucapnya sambil tertawa.
Ia juga terlihat bercanda dengan para kepala desa lainnya yang membawa bingkisan putih.
“Ibu bawa jomet yah? Mana jomet-nya? Geli ya? Ada yang teriak, ketemu Kades viral. Kades viral ini bawa jomet,” ujarnya sembari terus tertawa.
Video tersebut menuai beragam reaksi dari warganet, hingga membuat Wiwin memberikan klarifikasi melalui akun TikTok pribadinya, @ratuwk1414. Ia menegaskan tidak ada niat menghina, melainkan hanya bersenang-senang bersama rekan-rekannya.
“Sebetulnya kita tidak ada niatan untuk menghina, melainkan seru-seruan. Kita dapat makan di besek, kita tidak makan di sana, melainkan dibawa atau ditenteng. Nah, kita seru-seruan, seneng,” kata Wiwin.
Wiwin juga menjelaskan bahwa kata “geli” yang diucapkannya berasal dari bahasa Sunda, yang berarti lucu, bukan jijik.
“Di situ ada kata geli, geli itu bukan jijik melainkan lucu. Saya sendiri orang Sunda, jadi berbicaranya ‘ih lucu ya kita seru-seruan bawa tentengan berkat ini’ karena kita mau makan bareng-bareng di parkiran,” tambahnya.
Selain itu, istilah “jomet” yang sempat ia ucapkan ternyata merupakan singkatan dari “kejo saeumet” dalam bahasa Sunda, yang berarti nasi dalam bentuk bingkisan.
“Di parkiran loh kita makan, bukan untuk niatan menghina, di sana kita juga ada bercanda kata jomet, jomet itu kejo saeumet,” tutup Wiwin.