Video ibu kantin bernama Sominah (70) membuang dagangan siswi MTs Nurul Huda Kalibuntu, Losari, Brebes, baru-baru ini viral di media sosial. Setelah video tersebut viral, anak dari ibu kantin bernama Fatimah terekam kamera ikut melabrak dan memarahi seorang guru.
Video yang memperlihatkan aksi Fatimah marah-marah kepada guru diunggah sejumlah akun media sosial, salah satunya Instagram @lambe_turah.
“Buseeeeetttt… Dikira sekolah dia yang punya kaleeee…,” tulis akun @lambe_turah dalam keterangan unggahannya.
Dalam video tersebut, terlihat Fatimah mendatangi ruangan guru dan nyelonong masuk. Dia mengamuk dan berbicara dengan nada tinggi kepada seorang guru pria yang mengenakan kemeja cokelat.
Tindakan Fatimah yang melampiaskan emosi kepada seorang guru membuat persoalan ibu kantin membuang dagangan siswi semakin menjadi sorotan netizen. Tak sedikit netizen menghujat aksi anak ibu kantin yang memarahi dan mengintimidasi guru.
“Emang keluarga bermasalah ya. Harusnya introspeksi tapi malah jadi brutal. Buang-buang energi dan rezeki,” tulis akun @sma***.
“Ga ada libur untuk netizen, kerja tiap hari, meramaikan setiap kasus,” tulis akun @fai***.
“Masa pihak sekolah yg takut, kan lucu. Yang tegas, sudah keluarkan aja itu ibu kantin,” tulis akun @sna***.
“Ibu kantin doang berasa dia yg punya sekolah,” tulis akun @har***.
“Lah ibu kantin apa pemilik yayasan ini,” tulis akun @cip***.
“Dari gerak gerik jalannya nyamperin guru, udah ketahuan biang rusuh ini orang, suka komporin juga pasti,” tulis akun @mus***.
Kepala Sekolah Buka Suara
Basuni selaku Kepala MTs Nurul Huda Kalibuntu, Losari, Brebes menjelaskan bahwa peristiwa dagangan siswi dibuang oleh ibu kantin bernama Sominah terjadi pada Selasa (17/12/2024).
Saat itu, siswa sedang menunggu kedatangan Kholipah, guru sekaligus koordinator kegiatan Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila dan Rahmatan Lil Alamin (P5RA). Kegiatan siswa berjualan di sekolah merupakan bagian dari program P5RA.
“Siswa berjualan jajanan kekinian, hasilnya dikumpulkan. Ini bagian pembelajaran siswa untuk berwirausaha,” kata Basuni dalam keterangannya.
Belum sempat dijual, ibu kantin datang dan marah-marah hingga membuang dagangan seorang siswi.
“Ibu kantin tiba-tiba marah-marah, melontarkan kata-kata kasar, bahkan menghina guru dan para siswa di depan umum,” lanjut Basuni.
Menurut Basuni, ibu kantin melakukan hal itu karena takut tersaingi dan dagangannya tidak laku. Bahkan, dia sering marah dan mengancam siswa yang membeli jajan di luar kantin.
Basuni juga mengungkap bahwa pengelola kantin ternyata masih memiliki hubungan saudara dengan pemilik sekolah MTs Nurul Huda Kalibuntu, Losari, Brebes.
“Ibu kantin ini sebagai adik pemilik yayasan,” ungkap Basuni.
Basuni juga menjelaskan tentang anak ibu kantin bernama Fatimah yang memarahi seorang guru. Dia mengatakan bahwa kejadian tersebut terjadi pada Rabu (18/12/2024), satu hari setelah aksi ibu kantin membuang jajanan seorang siswi.
“Kejadian sehari setelah aksi buang jajan. Berarti hari Rabu kemarin. Wanita dalam video namanya Fatimah, anak dari Sominah,” kata Basuni dalam keterangannya.
Basuni mengaku tidak tahu pasti alasan Fatimah mengamuk dan memarahi guru. Namun, Fatimah mendatangi ruang guru tanpa izin dan langsung berbicara dengan nada tinggi kepada guru pria bernama Agus Wahid.
Diketahui, pihak sekolah akhirnya melakukan mediasi antara guru, siswa dan pengelola kantin. Saat mediasi, ada pernyataan dari pengelola kantin bahwa dia berjanji kejadian itu tidak akan terulang lagi dan membolehkan siswa MTs untuk membeli jajanan di luar kantin.
Berdasarkan hasil mediasi tersebut, baik guru dan pihak pengelola kantin sepakat untuk saling memaafkan. Basuni berharap kejadian itu tidak akan terulang lagi di lingkungan sekolahnya.
“Untuk pengelola kantin semoga bisa berubah, jangan bersikap seperti itu lagi. Sekarang memang kami sebagai pengelola sekolah dituntut untuk bisa melindungi anak dari bullying,” tutup Basuni.