Ini Dia Mahasiswa Dan Mahasiswi Termuda Di Indonesia

Belajar memang tidak memandang usia, kebanyakan orang malas untuk melanjutkan pendidikan jika menilai dirinya telah “berumur” padahal manfaat belajar dapat meningkatkan daya pikir otak dan dapat mengurangi resiko penyakit Alzheimer. Belajar apapun dari kecil akan mendatangkan kepuasaan tersendiri dan dapat merasakan kesuksesan dari awal. Nah, berikut adalah mahasiswa/I Indonesia yang menempuh perguruan tinggi dari usia yang masih belia.

1. Diki, Bocah Indonesia Usia 12 Tahun Jadi Mahasiswa Termuda di Universitas Waterloo.

Diki mengambil jalur akselerasi sejak sekolah dasar hingga sekolah menengah atas di Indonesia. Diki diterima di Universitas Waterloo sebagai murid kehormatan. Selain mempelajari fisika, Diki pun akan mengambil kelas kimia, matematika, dan ekonomi.

2. Arya Bagus Kevin
Arya Bagus Kevin, mahasiswa Jurusan Teknik Sipil ini berhasil diterima di Universitas Gadjah Mada di usianya yang baru beranjak 14 tahun. Arya masuk SD umur 4 tahun kemudian mendapatkan akselerasi di SMP dan SMA yang kemudian bisa mengantarkannya menjadi mahasiswa di usia 14 tahun.

3. Kamila Putri Hanisa

Kamila Putri Hanisa lahir di Sidoarjo, 26 Februari 2002. Sehingga saat ini berusia 15 tahun 5 bulan. Mahasiswa asal Sidoarjo ini diterima di Departemen Geografi dan Ilmu Lingkungan, Fakultas Geografi UGM melalui jalur seleksi SBMPTN. Kamila menceritakan sejak bangku Sekolah Dasar (SD) sampai jenjang Sekolah Menengah Atas (SMA) mengikuti kelas akselerasi atau kelas percepatan. “SD saya MI Nahdlatul Ulama Minu Pucang, Sidoarjo, Jawa Timur. SMP Negeri 1 Sidoarjo dan SMA Negeri 2 Sidoarjo, Jawa Timur. Semuanya kelas akselerasi,” ujar Kamila. Dia mengaku tidak mudah untuk terus berada di kelas akselerasi. “Siswa yang tidak memenuhi patokan nilai yang ditentukan bisa diturunkan dari kelas akselerasi,” sebutnya. Karenanya Kamila berjuang keras untuk tetap berada di kelas akselerasi. Bahkan saat duduk di bangku SMA Negeri 2 Sidoarjo, dia sering pulang sore hari. Setelah itu Kamila pun harus menjalani les beberapa mata pelajaran.

Baca Juga:   Wahyudin, Doktor (S3) Fisioterapi Pertama di Indonesia

4. Musa Izzanardi Wijanarko

Diterima masuk menjadi mahasiswa Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (MIPA) Institut Teknologi Bandung ( ITB) di usianya yang baru 14 tahun. Anak kedua dari pasangan Yanti Herawati (46) dan Mursid Wijanarko (46) ini ternyata tidak pernah bersekolah formal seperti orang kebanyakan. Ijazah paket C yang didapatkannya pada tahun 2015 lalu menjadi modal untuk mengikuti SBMPTN 2017.  “Ijazah paket A (SD) diambil waktu dia umur 8 tahun,”. Yanti memaparkan alasan anaknya tidak pernah bersekolah resmi. Menurut dia, kejeniusan Izzan mulai terlihat ketika usiannya masih 3 tahun. Buku-buku tentang tokoh-tokoh fisika dan matematika menjadi bacaan wajibnya sehari-hari.

5. March Boedihardjo.

Anak ajaib ini dikenal sebagai Mahasiswa Jenius Termuda di Hongkong berumur 9 Tahun dari Indonesia. March Boedihardjo, satu dari banyak anak berprestasi Indonesia keturunan Tionghoa lahir pada tahun 1998 di Hongkong. March Boediharjo dan keluarganya adalah orang Indonesia yang bermukim di Hongkong. Dan ketika tahun 2005, March dan keluarganya hijrah ke United Kingdom, ketika kakak laki-lakinya, Horatio Boediharjo yang saat itu berusia 14 tahun mendapat beasiswa di Oxford University, dalam program Phd, dan membuat ia menjadi salah satu siswa termuda di universitas itu. Kedua anak keturunan Boediharjo ini memang menunujukantalenta lebih dalam bidang ilmu matematika, ayahnya memang sudah sejak kecil mengenalkan matematika kepada kedua anaknya ini, bahkan ketika makan pun yang mereka bicarakan adalah soal matematika.

Baca Juga:   Sudah Bisa Dipesan, Ada 56 Juta Kursi Tiket DAMRI Buat Mudik Lebaran 2023

March menyelesaikan sekolah menengahnya di Inggris ketika ia dan keluarganya menemani kakaknya menempuh pendidikan di Ingris. Hebatnya, dia masuk dalam kelas akselerasi, sehingga hanya perlu waktu dua tahun menjalani pendidikan setingkat SMA itu. Hasilnya, dia mendapat dua nilai A untuk pelajaran matematika dan B untuk statistik. Dia juga berhasil menembus Advanced Extension Awards (AEA), ujian yang hanya bisa diikuti sepuluh persen pelajar yang menempati peringkat teratas A-level. Dia lulus dengan predikat memuaskan. Dalam sejarah AEA, hanya seperempat peserta AEA yang bisa mendapat status tersebut. Ia juga mendapatkan 8 GCSEs dalam waktu yang sama dengan ketika ia mengikuti ujian A-level di Inggris. Setelah itu, ia pun mendaftarkan diri ke Baptist Hong Kong (HKBU), sebenarnya March sudah melamar ke beberapa universitas lain di Hong Kong. Di antaranya yaitu Universitas of Hong Kong, Hong Kong University of Science and Technology, dan Chinese University of Hong Kong.

Baca Juga:   Kelas Karyawan S1 S2 Broadcasting Di Tangerang

Masa kalah dengan anak kecil??? Ayo lebih semangat lagi dalam menempuh pendidikan Ingat USIA bukan Batasan untuk terus belajar!!!

 

Loading

Berikan Komentar Anda