Harga Minyak Menguat Menjelang Dirilisnya Data Inflasi AS

Harga minyak naik sekitar dua persen pada akhir perdagangan Selasa atau Rabu pagi waktu Indonesia. Kenaikan harga minyak terjadi di tengah harapan bahwa The Fed akan mengurangi pengetatan kebijakannya.

Mengutip Antara, minyak berjangka West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Mei terangkat US$1,79 atau 2,24 persen, menjadi US$81,53 per barel di New York Mercantile Exchange.

Sedangkan minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Juni, menguat US$1,43 atau 1,70 persen, menjadi ditutup di US$85,61 per barel di London ICE Futures Exchange.

Indeks dolar AS, yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama lainnya, turun sekitar 0,4 persen pada Selasa (11/4), memberikan dukungan untuk harga aset-aset berdenominasi dolar AS.

Baca Juga:   Biaya Kuliah Universitas Sari Mutiara Indonesia Medan 2024/2025

Investor lebih optimis The Fed semakin dekat untuk mengakhiri siklus kenaikan suku bunga, membuat minyak yang dihargai dalam dolar lebih murah bagi pembeli yang memegang mata uang lainnya.

Laporan inflasi AS yang akan dirilis pada Rabu waktu setempat diharapkan dapat membantu investor mengukur lintasan jangka pendek untuk suku bunga.

Vladimir Zernov, analis pemasok informasi pasar FX Empire, mengatakan minyak WTI mendapatkan momentum kenaikan karena para pedagang fokus pada mundurnya dolar AS.

Menurut survei Reuters terhadap lima analis industri, persediaan minyak mentah komersial AS turun sekitar 1,3 juta barel dalam pekan yang berakhir 7 April. Badan Informasi Energi AS (EIA) dijadwalkan akan merilis data persediaan minyak mingguannya pada Rabu.

Loading

Berikan Komentar Anda