Aturan Aneh di Resepsi Pernikahan Korut: Gendongan Pengantin Dilarang!

Korea Utara kembali membuat sejumlah aturan yang dianggap janggal terhadap warganya, yaitu melarang pengantin berpose ala Barat termasuk menggendong pasangan saat foto nikah.

Diberitakan Radio Free Asia (RFA), pengantin yang menikah di Korut diharuskan berpose formal alih-alih pose dengan gaya Barat. Hal itu dilakukan untuk menghindari penyebaran pernikahan yang antisosialis.

“Warga diberitahu untuk menghindari mengambil foto pernikahan yang tidak sesuai dengan gaya Korea Utara, seperti pengantin laki-laki memegang dan mengangkat pengantin perempuan di atas pinggangnya atau pengantin perempuan yang mendentingkan gelas anggur atau menyalakan rokok untuk pengantin laki-laki,” kata seorang warga kepada RFA, Sabtu (8/4).

Tak cuma itu, pengantin perempuan juga tak boleh mengenakan veil maupun hiasan bunga di kepala. Para pengantin secara umum juga tak boleh mengadakan jamuan makan mewah hingga iring-iringan kendaraan saat resepsi pernikahan.

Baca Juga:   RS Indonesia Gaza: Kapasitas Penuh, Pasien Luka Terlantar di Lantai Lorong

Seorang penduduk Provinsi Hamgyong Selatan mengatakan aturan-aturan ini disampaikan para pejabat dalam ceramah komunitas baru-baru ini.

Menurutnya, para pejabat itu ingin warga melakukan pernikahan sederhana dan sesuai dengan kehendak negara.

“Ceramah itu intinya adalah bahwa pernikahan harus hemat dan dilakukan dengan cara [Korea Utara],” ujar warga yang ingin anonim tersebut.

Di Korea Utara, pernikahan memang kerap menjadi ajang pamer kekayaan dan status sama seperti di negara-negara lain. Pemerintah pun diduga khawatir mengenai potensi sikap boros warganya di tengah krisis makanan dan bahan bakar yang melanda.

Selain itu, seorang sumber juga mengatakan bahwa para pejabat berupaya mengantisipasi lonjakan pernikahan pada musim semi ini usai tertunda bertahun-tahun karena pandemi Covid-19.

Baca Juga:   China Melaporkan Kematian Pertama Akibat Flu Burung H3N8 pada Manusia

“Mereka bicara tentang bagaimana beberapa orang mengatur pesta pernikahan mewah dan memamerkan kekuatan atau status mereka atau mengatur iring-iringan mobil ketika pengantin laki-laki membawa pengantin perempuan pergi,” kata sumber tersebut.

“Tindakan semacam ini, kata mereka, tidak patriotik karena mereka membuang-buang bahan bakar dan makanan selama masa sulit ini,” lanjut dia.

Dianggap Antisosialis
Selain karena krisis, Pyongyang juga menyatakan bahwa hal-hal semacam itu berbau sikap antisosialis dan tidak menganut cita-cita tradisional Korea Utara.

Untuk menyiasatinya, pengantin perempuan pun diminta mengenakan pakaian tradisional dan tak boleh bermewah-mewahan.

Di Provinsi Hamgyong Utara, bahkan ada ceramah mengenai aturan soal pilihan bunga. Seorang warga setempat mengatakan pengantin “seharusnya tidak menghias dada dengan bunga yang lebih besar dari 7-8 sentimeter dan di kepala tidak lebih dari 15 sentimeter.”

Baca Juga:   Persaingan Ketat di Putaran 2 Pilpres Turki: Erdogan dan Kilicdaroglu Menunjukkan Kekuatan yang Sama-sama Tangguh

Setiap toko bunga di daerah itu sampai-sampai punya gambar tersendiri yang menunjukkan standar pemerintah untuk ukuran bunga pernikahan di Korea Utara.

Loading

Berikan Komentar Anda