Seorang anggota DPR Belanda dari Partij voor de Dieren (Partai untuk Hewan) diminta mengganti pakaian saat menghadiri sidang parlemen Belanda yang membahas anggaran nasional pada Kamis (18/9).
Permintaan itu muncul lantaran Esther Ouwehand mengenakan blus dengan motif menyerupai bendera Palestina (merah, hijau, putih, dan hitam) yang dianggap sebagai simbol keberpihakan politik.
Ketua DPR Belanda, Martin Bosma, langsung menyampaikan keberatannya dalam forum sidang.
“Saya merasa keberatan Anda sekarang berdiri di sini dengan bendera ini,” ujarnya seperti dikutip MPN Indonesia dari Al Jazeera, Selasa (23/9).
Ouwehand menolak anggapan tersebut dan menegaskan bahwa aturan tidak melarang penggunaan pakaian dengan warna-warna tersebut.
“Saya membaca aturan dan tidak melihat yang menyatakan larangan menyampaikan pidato hari ini saat mengenakan blus berwarna merah, hijau, putih, dan hitam,” katanya
Setelah perdebatan, Bosma tetap menegaskan agar Ouwehand mengganti pakaian. Ouwehand kemudian meninggalkan ruang sidang dan kembali dengan busana berbeda: kemeja merah muda bermotif bintik hitam serta celana berwarna hijau.
Pakaian baru itu juga memiliki makna simbolis, karena menyerupai motif buah semangka yang telah lama dijadikan lambang solidaritas terhadap Palestina. Semangka diadopsi sejak era Perang Enam Hari tahun 1967, ketika Israel melarang pengibaran bendera Palestina, sebab warna buah ini mirip dengan warna bendera Palestina.
Dalam pernyataannya di sidang, Ouwehand kembali menekankan solidaritasnya terhadap rakyat Palestina dan pentingnya menjadikan warga Gaza sebagai pusat perhatian.
“Kami berdiri di sini sebagai bentuk solidaritas untuk Palestina, tapi yang paling penting adalah semua nilai yang tidak berdaya, dan kita hanya bisa maju jika kita berani menempatkan kelompok yang paling rentan sebagai pusatnya jika berani memiliki nalar dari sudut pandang kepentingan mereka tidak bisa membela diri,” ucapnya.
Ia pun menambahkan harapannya agar bisa tetap berkontribusi dalam sidang tanpa harus berganti pakaian.
“Saya akan sangat menghargai jika saya dapat memberikan kontribusi tanpa harus berganti pakaian,” tambah Ouwehand.