Rombongan Pemerintah Kabupaten Tapanuli Tengah (Tapteng) mengalami musibah longsor saat melintas di jalur utama Tarutung–Sibolga pada Selasa malam, 25 November 2025.
Longsor yang terjadi di kawasan tersebut membuat rombongan tidak bisa melanjutkan perjalanan menuju Tapteng. Dalam keterangan resmi, pihak rombongan menyampaikan bahwa empat mobil dinas berhasil berputar arah dan kembali ke tempat yang aman.
Namun satu unit mobil dinas yang ditumpangi Wakil Bupati Tapanuli Tengah, Masinton Pasaribu, terseret material longsor hingga tidak dapat bergerak. Kendaraan tersebut akhirnya ditinggalkan dan kemudian tertimbun oleh longsoran. Meski begitu, seluruh anggota rombongan berhasil selamat.
Sampai Rabu malam, akses menuju Tapanuli Tengah masih terputus total. Jalur dari arah Tapanuli Utara (Tarutung–Sibolga), Humbang Hasundutan (Pakkat–Barus), dan Tapanuli Selatan (Batangtoru–Pandan) semuanya tertutup material longsor dan beberapa jembatan rusak, sehingga tidak dapat dilalui kendaraan.
Saat ini, satu-satunya cara untuk masuk ke Tapanuli Tengah dan Kota Sibolga hanya melalui jalur udara lewat Bandara Pinangsori atau lewat jalur laut melalui Pelabuhan Sibolga. Pemerintah daerah mengimbau instansi maupun warga yang ingin menyalurkan bantuan melalui jalur darat agar menunda pengiriman selama 2–3 hari sampai kondisi jalan benar-benar aman.
Tragedi longsor ini juga menelan korban jiwa. Sebanyak 21 warga dilaporkan meninggal dunia setelah tertimbun longsor di Desa Sibalanga, Kecamatan Adiankoting, Kabupaten Tapanuli Utara, yang berbatasan langsung dengan Tapanuli Tengah. Proses evakuasi belum bisa dilakukan karena akses menuju lokasi masih tertutup longsoran tebal.
Pemerintah daerah bersama tim gabungan terus berusaha membuka akses serta mempercepat proses evakuasi para korban.
