Sebuah video yang memperlihatkan pedagang cilok di Bundaran HI, Jakarta Pusat, mengaku dianiaya preman mendadak viral di media sosial. Dalam rekaman itu, terlihat kaca etalase dagangan pecah berantakan.
Video tersebut diunggah akun Instagram @surakartakita. Sang pedagang mengaku dipalak preman dan dimintai uang. Diduga karena tak diberi, pelaku lantas merusak gerobak hingga kaca etalase pecah.
“Oalah gusti-gusti, nyambut gawe saiki og ngene-ngene men to, dagang lagi sepi, jek okeh, dipalak preman, dipalak jambret,” keluh pedagang dalam video itu.
“Disemayani wae, koco dipecah, koco diremuk, iki neng Bundaran HI, pusate Jakarta, ikon e Jakarta jare,” lanjutnya.
Dalam video, pedagang cilok tersebut juga terlihat mendatangi Pos Polisi Bundaran HI untuk melaporkan kejadian. Polisi yang ada di lokasi menyebut pelaku sudah melarikan diri.
“Makanya kalau mau enak, samean laporan,” ujar polisi dalam video tersebut.
Melalui penjelasan di unggahan itu, pedagang menulis keluhannya terkait respons pihak kepolisian. “Mhn pak Polisi Responya lbh cpt disaat kejadian Lari dr Tkp 300an m pos polisi bnyk tim patroli, sy Lapor jwbnya: klo km ksn skrng pst sdh kabur ‘dia’, lhaa kjdianya skrng, sy lari premanya msh ada,” tulisnya.
Ia juga menambahkan, “sy dsrh buat laporan tertulis dlu, atau bsk srh dagang lg ke Tkp smbil nunggu premanya trs srh ngrekam video buat bukti, pie to lha ki ws dipukuli etalase hncur apa bkn bukti, saksi2 jg bnyk.” lanjutnya.
Unggahan tersebut memicu reaksi beragam dari warganet yang geram dengan insiden itu.
“plis gua udh geregetan bgt sama cara kerja polisi ampundahhh,” @Mayan**.
“terus kita harus lapor ke siapa buat kedepannya biar masalah selesai,” @Alva**.
“sekelas Arafah nangkep maling aja disuruh bawa pulang lagi, apalagi kita yng gak siapa2,” @blank**.
Hingga kini, belum ada keterangan resmi dari pihak kepolisian terkait aksi dugaan premanisme kepada pedagang cilok tersebut.