Ashanty mengungkap alasan di balik penutupan permanen 15 gerai toko kuenya, Lumiere. Ia menegaskan bahwa keputusan ini bukan karena toko sepi atau mengalami kerugian, melainkan akibat perbedaan prinsip mengenai kualitas produk dengan rekan bisnisnya.
Meski tampak mendadak bagi publik, ia menyatakan keputusan tersebut merupakan hasil pertimbangan matang dan bukan keputusan spontan.
Ashanty menjelaskan bahwa keputusan menutup Lumiere sudah dipertimbangkan selama berbulan-bulan bersama sang suami, Anang Hermansyah.
“Kelihatannya kayak tiba-tiba, tapi ini sudah berbulan-bulan sih kami pikirkan. Aku, ya, tepatnya, sama Mas Anang pikirkan,” ujar Ashanty saat ditemui wartawan di kawasan Pondok Indah, Jakarta Selatan, Kamis (31/7).
Ashanty Sebut Perbedaan Prinsip jadi Alasan Bisnisnya Tutup
Ashanty menyebut bahwa perbedaan utama terjadi pada standar kualitas yang ia anggap tidak bisa dikompromikan. Ia menekankan bahwa Lumiere berdiri di atas kualitas sebagai prioritas utama, bahkan jika harus menghadapi tantangan harga bahan baku atau tekanan bisnis lainnya.
“Mungkin yang bisa aku bilang adalah, Lumiere ini aku jual kan kualitas. Kualitas nomor satu. Jadi, di saat dalam perjalanan kualitas ini sudah berbeda antara satu dengan yang satu, dan tidak ada titik temu,” jelasnya.
Ashanty menegaskan bahwa dirinya memilih untuk tidak menjual produk sama sekali daripada harus menurunkan kualitas dengan mengganti bahan baku.
“Aku mendingan nggak jualan daripada harus ganti kualitasnya,” imbuhnya.
Meski terjadi ketidaksesuaian visi, Ashanty memastikan bahwa hubungan dengan mitra bisnisnya tetap berjalan baik tanpa konflik. Ia menyebut bahwa rekannya memahami karakter idealisnya dan menyarankan agar ia menjalankan bisnis sendiri di masa mendatang.
“Partner aku ini luar biasa baik. Hanya tidak sevisi-misi saja. Justru dia yang bilang, ‘San, lo kalau bisnis tuh sendiri deh, karena lo tuh idealis banget’,” tambahnya.
Ashanty juga menyampaikan bahwa apabila ia kembali terjun ke dunia usaha kuliner, dirinya akan mengelola bisnis tersebut secara mandiri agar tetap bisa menjaga kualitas produk sesuai standar yang diinginkannya.
“Jadi, ya memang harus kalau suatu saat buka usaha lagi, ya harus sendiri saja,” pungkasnya.
