Di tengah ketatnya persaingan dunia kuliner rumahan, publik tiba-tiba dihebohkan oleh sosok yang tak asing di panggung hiburan: Pinkan Mambo.
Bukan karena lagu atau penampilan panggung, melainkan lantaran donat buatannya yang dibanderol dengan harga mencengangkan Rp.200 ribu per kotak isi 12.
Namun, bukan cita rasa premium yang jadi bahan pembicaraan. Penampilan dan harga donat Pinkan justru memicu gelombang kritik pedas dari publik dan food vlogger. Bahkan beberapa menyebut rasanya lebih mirip odading daripada donat.
Donat rumahan racikan Pinkan Mambo viral setelah diulas oleh food vlogger kenamaan seperti Nanakoot dan Farida Nurhan (yang dikenal dengan sapaan Omay).
Dalam videonya yang langsung menyita perhatian warganet, Farida menyebut tekstur donat Pinkan “berat, padat, dan lebih cocok disebut odading.”
“Topping-nya sih royal, tapi adonannya berat dan nggak punya cita rasa khas donat. Ini tuh odading!” ujar Farida Nurhan dalam ulasan videonya yang ditonton ratusan ribu kali.
Nanakoot juga menyoroti kemasan donat yang awalnya menggunakan kotak kertas tipis tanpa sekat, membuat topping meleber ke mana-mana dan kesan premiumnya dipertanyakan.
“Kayak nasi bungkus, bukan kue harga dua ratus ribu,” ujarnya.
Tak tinggal diam, Pinkan Mambo menggelar konferensi pers di kawasan Tendean pada 16 Juli 2025. Dengan emosi tinggi, ia menanggapi kritik para food vlogger:
“Lo nutup rezeki susu anak gue! Kalau lo kritik makanan gue sampai nggak laku, lo mau bayarin susu anak gue? Rezeki itu dari Allah, bukan dari komentar julid kalian!”
Pinkan juga menegaskan bahwa donatnya dibuat secara rumahan dengan penuh cinta, dan mengklaim bahwa produknya layak disebut “donat terenak di muka bumi.”
Meski Pinkan sudah mengganti kemasan menjadi lebih rapi dan kokoh, warganet tetap skeptis. Kolom komentar di berbagai platform penuh dengan kritik dan candaan:
“Donat rasa odading berjubah Nutella. Gak sesuai ekspektasi,” tulis akun @donatwatcher.
“Rp200 ribu untuk adonan berat dan topping berantakan? Sorry, Pinkan, ini sih bukan level premium,” komentar netizen lainnya.
Bahkan varian keju yang disajikan juga dinilai kurang cocok, karena rasa gurihnya dianggap tidak menyatu dengan adonan yang padat dan berminyak.
Fenomena “Donat Pinkan Mambo” mencuatkan diskusi tentang bagaimana publik menaruh ekspektasi tinggi pada produk dari kalangan selebritas.
Nama besar rupanya tidak otomatis menjadi jaminan kualitas apalagi di era media sosial yang bisa mengubah citra seseorang hanya lewat satu kotak makanan.
Kini, publik terus menyoroti apakah donat Pinkan benar-benar layak dengan harga selangit. Yang jelas,
Pinkan Mambo berhasil membuat seluruh Indonesia bicara bukan karena lagu barunya, tapi karena donat viral rasa odading.