Situasi memprihatinkan terjadi di SD Negeri 2 Pasir Tangkil yang berlokasi di Kampung Kolelet Inpres RT 05/02, Desa Pasirtangkil, Kecamatan Warunggunung, Kabupaten Lebak. Kepala sekolah di sana meminta wali murid untuk mengganti kursi dan meja yang mengalami kerusakan.
Akibat permintaan dari kepala sekolah tersebut, Arta Grace Monica (35), wali murid dari siswa kelas IV bernama AFY Cristy Nauly (11), dengan terpaksa membeli kursi dan meja baru dengan harga setara satu karung beras, yakni Rp 400 ribu.
Berdasarkan pantauan, setelah membeli kursi dan meja tersebut, Arta Grace Monica dengan penuh keikhlasan memikul perabot itu sambil berjalan kaki dari rumah menuju sekolah sejauh sekitar 200 meter, pada Senin (28/4) sekitar pukul 09.30 WIB.
Sesampainya di ruang kelas anaknya, Arta tidak hanya meletakkan kursi dan meja itu, tetapi juga menuliskan sebuah keterangan pada meja tersebut, “Meja ini dapat dibeli oleh orang tua karena disuruh mengganti meja yang rusak”.
Mirisnya, saat para wartawan mencoba mengonfirmasi Kepala SDN 2 Pasir Tangkil, Fifi Siti Rofikoh, di ruang kerjanya pada hari aktif sekolah, yang bersangkutan tidak berada di tempat. Para guru yang ditemui di kantor pun serempak menyatakan bahwa kepala sekolah sedang tidak ada.
Dalam keterangannya, Arta Grace Monica mengatakan bahwa dirinya membawa kursi dan meja baru ke sekolah setelah mendapat perintah dari kepala sekolah.
“Saya bawa kursi dan meja ke Sekolah karena disuruh mengganti oleh Kepala Sekolah,” kata Arta sambil menangis saat diwawancara wartawan di ruang kelas anaknya.
Arta mengungkapkan, awalnya ia tidak menyadari bahwa kursi dan meja yang dirusak itu adalah yang digunakan oleh anaknya, sampai kemudian foto kondisi kursi dan meja tersebut diunggah oleh kepala sekolah ke dalam grup WhatsApp kelas.
“Digrup kelas dia (Kepsek) mengirim pesan, dinasehati nggak bisa, terus disuruh mengganti nggak mau. Awal aku nggak respon dan memperhatikan aja,” katanya.
Begitu mengetahui bahwa yang rusak adalah kursi dan meja anaknya, Arta langsung merespons dan menyatakan kesediaannya untuk mengganti, sebagaimana tertulis dalam chat grup tersebut.
“Karena ada info yang rusak itu meja Afy (anaknya) saya jawab kalau memang mau diganti saya ganti. Dia (Kepsek) menjawab Alhamdulillah jika mau mengganti,” ungkapnya menceritakan chat dalam grup WA kelas.
“Saya tanya ke anak ngerusakin nggak, kata anak itu mejanya emang udah rusak bekas kelas terdahulu,” katanya lagi.
Dirinya merasa sangat terpukul dengan kejadian ini. Menurutnya, baru kali ini orang tua siswa diminta untuk mengganti fasilitas sekolah. “Saya sedih, kenapa baru kali ini fasilitas Sekolah disuruh diganti oleh orang tua siswa. Emang ada aturannya? Fasilitas sekolah diganti orang tua siswa,” katanya.
Lebih lanjut, Arta menjelaskan bahwa pembelian kursi dan meja bukan karena dia memiliki kelebihan uang, melainkan sebagai bentuk tanggung jawab atas permintaan dari kepala sekolah.
“Saya sedih jaman lagi susah kaya gini, lumayan harganya Rp 400 ribu Pak, buat beli beras sekarung. Mahal harganya, yang penting saya sudah bertanggung jawab sesuai perintah Kepala Sekolah,” tandasnya.
Sementara itu, Wali Kelas IV SDN 2 Pasir Tangkil, Joharnesa, mengaku tidak pernah menerima pemberitahuan langsung dari kepala sekolah terkait masalah tersebut. Ia baru mengetahui setelah ada pesan di grup WhatsApp kelas.
“Tidak tahu saya, itu juga langsung ada di grup aja sama dianya (Kepsek) berkata begitu. Nggak bilang ke sini, langsung di grup aja. Nggak tahu menahu,” ungkapnya.
sumber:ntvnews.id